Prabu Dasamuka telah mengetahui, pasukan Prabu Rama telah mendarat di wilayah Alengkadiraja. Mereka telah menduduki wilayah Suwelagiri. Prabu Rama menjadikan Suwelagiri menjadi pusat pertahanan pasukan Pancawati. Namun Prabu Dasamuka belum berani mengirimkan pasukan perangnya ke Suwelagiri. Prabu Dasamuka ingin menjajagi terlebih dahulu kekuatan perajurit Rama, untuk itu diutusnya Anggisrana menjadi duta mata mata Prabu Dasamuka ke Suwelagiri. Anggisrana kini telah menyelinap dalam perkemahan para perajurit Suwelagiri. Kebetulan saja, badan Anggisrana sebesar manusia, tidak seperti raksasa lain yang memiliki postur tubuh nya besar. Lagi pula wajahnya hampir mirip kera.
Anggisrana memasuki semua perkemahan, termasuk perkemahan Prabu Rama dan Laksmana. Tidak ada satupun perajurit Suwelagiri yang mencegatnya, Tetapi kali ini Anggisrana sempat berpapasan dengan Wibisana. Melihat keberadaan Anggisrana disini Wibisana merasa ada yang aneh, mengapa ia berada disini. Untuk menjaga segala kemungkinan yang ada Wibisana menemui Anoman, dan mengingatkan agar penjagaan diperkuat, jangan sampai ada telik sandi musuh memasuki perkemahan Suwelagiri. Anoman paham, kalau apa yang dikatakan Wibisana itu, berati memang sudah ada musuh yang telah masuk dalam pertahanan Suwelagiri. Anoman segera mencari orang yang dimaksud Wibisana.
Anoman menemukan orang yang dicurigai Wibisana, Anggisrana. Anggisrana mengatakan bahwa ia kera dari Goa Kiskenda, perajurit Resi Subali. Ia baru saja ke Suwelagiri, karena ingin memperkuat pertahanan Suwelagiri. Anoman belum mau percaya. Anoman membawanya ketempat Anila, karena Anila adalah Patih Goa Kiskenda, pastilah mengetahui sedikit banyak tentang Anggisrana. Namun Anila tidak mengenali Anggisrana sebagai warga Goa Kiskenda. Anoman kemudian minta agar Anggisrana bertingkah laku seperti kera, disuruhnya naik pohon. Ternyata Anggisrana tidak bisa melakukan itu. Anggisrana juga tidak bisa bersuit suit, ( bhs.Jw.mere), seperti bunyi kera yang lain. Maka Anoman berketetapan bahwa Anggisrana bukan kera, tetapi seorang raksasa yang menjadi duta mata mata Alengkadiraja. Anoman membawanya menghadap Prabu Rama. Prabu Rama suka menerima kedatangan tamu dari Alengkadiraja. Anoman diminta untuk melepaskan belenggu Anggisrana, dan dimintanya agar Anoman meninggalkan Prabu Rama seorang diri bersama Anggisrana. Dijamunya Anggisrana sebagai tamu.
Setelah itu Prabu Rama memberi beberapa keping emas kepada Anggisrana, Prabu Rama titip salam buat Prabu Dasamuka, dan minta agar Prabu Dasamuka mengembalikan Dewi Sinta, sehingga terhindar dari perang besar Alengkadiraja. Setelah berpamitan dengan Prabu Rama, Anggisrana pulang ke Istana Alengka. Setiba di Istana Alengka. Anggisrana menghadap Prabu Dasamuka .Anggisrana melaporkan segala sesatunya yang dialaminya. juga mengenai kekuatan perang pasukan Prabu Rama. Anggisrana juga menceritakan kebaikan Prabu Rama, seorang raja yang bijaksana. Sewaktu ia ketahuan masuk di perkemahan Suwelagiri oleh Wibisana, yang kemudian ditangkap oleh Anoman, Prabu Rama malah melepasakannya. Bahkan Prabu Rama menganggap kehadirannya sebagai seorang tamu dari Alengka, maka dijamunya makan dan minum.
Waktu mau pulang Prabu Rama memberikan hadiah beberapa potong emas. Prabu Rama juga titip salam buat Prabu Dasamuka. Anggisrana minta agar Prabu Dasamuka jangan berperang melawan Prabu Rama, karena pasukan Prabu Rama jauh lebih banyak dan lebih kuat daripada Alengka, lebih lebih Wibisana ada disana. Untuk itu kembalikanlah Dewi Sinta kepada Prabu Rama. Mendengar laporan Anggisrana, yang selalu memuji kebaikan Prabu Rama, Prabu Dasa muka menjadi marah besar. Namun Prabu Dasamuka masih bisa mengendalikan kemarahannya. Sehingga dihadapan Anggisrana, Prabu Dasamuka tidak menampakkan kalau sedang marah. Kemudian Prabu Dasamuka memanggil Anggisrana, agar maju mendekati Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka pura pura akan memberikan hadiah yang lebih banyak daripada Rama.
Setelah Anggisrana bersimpuh dengan kepala tertunduk mendekati Prabu Dasamuka, tiba tiba saja tanpa sepengetahu an Anggisrana, Prabu Dasamuka menghunus keris pusaka dan ditikamkannnya ke dada Anggisrana. Anggisrana, tewas rebah bersimbah darah. Anggi srana tewas, ditangan Prabu Dasamuka, Sehingga menambah catatan panjang kekejaman Prabu Dasamuka kepada rakyatnya.
Anggisrana memasuki semua perkemahan, termasuk perkemahan Prabu Rama dan Laksmana. Tidak ada satupun perajurit Suwelagiri yang mencegatnya, Tetapi kali ini Anggisrana sempat berpapasan dengan Wibisana. Melihat keberadaan Anggisrana disini Wibisana merasa ada yang aneh, mengapa ia berada disini. Untuk menjaga segala kemungkinan yang ada Wibisana menemui Anoman, dan mengingatkan agar penjagaan diperkuat, jangan sampai ada telik sandi musuh memasuki perkemahan Suwelagiri. Anoman paham, kalau apa yang dikatakan Wibisana itu, berati memang sudah ada musuh yang telah masuk dalam pertahanan Suwelagiri. Anoman segera mencari orang yang dimaksud Wibisana.
Anoman menemukan orang yang dicurigai Wibisana, Anggisrana. Anggisrana mengatakan bahwa ia kera dari Goa Kiskenda, perajurit Resi Subali. Ia baru saja ke Suwelagiri, karena ingin memperkuat pertahanan Suwelagiri. Anoman belum mau percaya. Anoman membawanya ketempat Anila, karena Anila adalah Patih Goa Kiskenda, pastilah mengetahui sedikit banyak tentang Anggisrana. Namun Anila tidak mengenali Anggisrana sebagai warga Goa Kiskenda. Anoman kemudian minta agar Anggisrana bertingkah laku seperti kera, disuruhnya naik pohon. Ternyata Anggisrana tidak bisa melakukan itu. Anggisrana juga tidak bisa bersuit suit, ( bhs.Jw.mere), seperti bunyi kera yang lain. Maka Anoman berketetapan bahwa Anggisrana bukan kera, tetapi seorang raksasa yang menjadi duta mata mata Alengkadiraja. Anoman membawanya menghadap Prabu Rama. Prabu Rama suka menerima kedatangan tamu dari Alengkadiraja. Anoman diminta untuk melepaskan belenggu Anggisrana, dan dimintanya agar Anoman meninggalkan Prabu Rama seorang diri bersama Anggisrana. Dijamunya Anggisrana sebagai tamu.
Setelah itu Prabu Rama memberi beberapa keping emas kepada Anggisrana, Prabu Rama titip salam buat Prabu Dasamuka, dan minta agar Prabu Dasamuka mengembalikan Dewi Sinta, sehingga terhindar dari perang besar Alengkadiraja. Setelah berpamitan dengan Prabu Rama, Anggisrana pulang ke Istana Alengka. Setiba di Istana Alengka. Anggisrana menghadap Prabu Dasamuka .Anggisrana melaporkan segala sesatunya yang dialaminya. juga mengenai kekuatan perang pasukan Prabu Rama. Anggisrana juga menceritakan kebaikan Prabu Rama, seorang raja yang bijaksana. Sewaktu ia ketahuan masuk di perkemahan Suwelagiri oleh Wibisana, yang kemudian ditangkap oleh Anoman, Prabu Rama malah melepasakannya. Bahkan Prabu Rama menganggap kehadirannya sebagai seorang tamu dari Alengka, maka dijamunya makan dan minum.
Waktu mau pulang Prabu Rama memberikan hadiah beberapa potong emas. Prabu Rama juga titip salam buat Prabu Dasamuka. Anggisrana minta agar Prabu Dasamuka jangan berperang melawan Prabu Rama, karena pasukan Prabu Rama jauh lebih banyak dan lebih kuat daripada Alengka, lebih lebih Wibisana ada disana. Untuk itu kembalikanlah Dewi Sinta kepada Prabu Rama. Mendengar laporan Anggisrana, yang selalu memuji kebaikan Prabu Rama, Prabu Dasa muka menjadi marah besar. Namun Prabu Dasamuka masih bisa mengendalikan kemarahannya. Sehingga dihadapan Anggisrana, Prabu Dasamuka tidak menampakkan kalau sedang marah. Kemudian Prabu Dasamuka memanggil Anggisrana, agar maju mendekati Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka pura pura akan memberikan hadiah yang lebih banyak daripada Rama.
Setelah Anggisrana bersimpuh dengan kepala tertunduk mendekati Prabu Dasamuka, tiba tiba saja tanpa sepengetahu an Anggisrana, Prabu Dasamuka menghunus keris pusaka dan ditikamkannnya ke dada Anggisrana. Anggisrana, tewas rebah bersimbah darah. Anggi srana tewas, ditangan Prabu Dasamuka, Sehingga menambah catatan panjang kekejaman Prabu Dasamuka kepada rakyatnya.
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.