Cara Perawatan Pohon Sawo
Beberapa hal yang akan dilakukan untuk merawat pohon sawo diantaranya adalah penyiraman, pemangkasan dahan dan pucuk atas tanaman, pemupukan lanjutan, dan pengusiran hama jika ditemukan hama pada pohon.
Untuk tanaman sawo dalam pot, penyiraman merupakan hal yang tak boleh telat dilakukan. Apalagi jika musim kemarau telah datang, bisa jadi kamu harus menyiram pohon sawo milikmu setiap hari, pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanah.
Semakin besar pohon sawo tumbuh dalam pot, semakin banyak air yang dibutuhkan untuk menyiram. Hal ini berbeda dengan menanam sawo di kebun; ketika pohon telah dewasa kamu tidak perlu lagi menyiram tanaman kecuali jika memang kebunmu mengalami kekeringan akut.
Untuk penanaman pohon sawo di kebun, pemupukan lanjutan bisa dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali atau setelah panen raya untuk memperbaiki vitalitas pohon sawo.
Pemupukan ini bisa dilakukan dengan cara mencangkul permukaan tanah sekitar tanaman dengan kedalaman sekitar 10 cm (jangan sampai kena akar lho) untuk diisi dengan pupuk kandang atau pupuk organik lainnya.
Sementara untuk penanaman sawo dalam pot, pemupukan lanjutan bisa dilakukan setiap tiga bulan sekali. Bahkan, untuk beberapa tahun sekali, kamu perlu mengganti pot yang berukuran lebih besar (jika kamu menginginkan pohon sawo tumbuh lebih besar lagi), atau melakukan pemangkasan dahan dan akar (jika kamu ingin tanaman sawo milikmu tumbuh menthog sampai segitu-segitu saja sehingga tidak perlu mengganti pot, tinggal memperbaharui media tanamnya saja atau cukup dengan menambahkan pupuk kandang.
Pohon sawo sangat jarang diserang hama kecuali ulat bulu. Untuk hama yang satu ini kamu bisa mengusirnya dengan cara manual, yakni diambil dan dibuang karena ulat bulu pada pohon sawo tidaklah banyak. Daun sawo yang relatif tebal dan kaku membuat pohon ini jarang senangi oleh hama. Selain itu ada juga benalu yang tumbuh pada beberapa dahan sawo.
Hama ini juga sangat jarang, namun ketika hama ini muncul, sebaiknya dahan yang ditumbuhi benalu segera dipangkas. Hama berikutnya yakni bakteri penyerang akar; bakteri ini biasanya menyerang ketika tanaman dipindah ke lahan pembesaran.
Untuk itu sebelum penanaman, maka lubang tanam dijemur dahulu seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Selain beberapa hal tersebut, ada satu hal yang direkomendasikan di sini, yakni membuat dahan pohon sawo melengkung ke samping dengan mengikat dahan tersebut lalu menariknya ke bawah (tali bisa ditahan dengan menggunakan pathok atau batu besar).
Hal ini bertujuan untuk membuat tanaman tumbuh ke arah samping sehingga mempermudah perawatan dan pemanenan; kita tak perlu memanjat terlalu tinggi ke atas.
Pemangkasan bisa kita lakukan seperlunya saja. Biasanya pemangkasan ini baik dilakukan ketika tanaman selesai dipanen buahnya. Kamu bisa memangkas ujung-ujung dahan yang baru saja menghasilkan buah atau sisa-sisa tangkai buah sawo yang sudah dipanen.
Panen Sawo
Hal yang menyenangkan adalah ketika pohon sawo sudah mulai berbuah. Dalam tiga bulan, buah sawo sudah bisa dipanen. Tetapi kamu bisa menyesuaikan waktu panennya. Yang jelas buah sawo dipanen sebelum matang dipohon dan buah tersebut telah memiliki ukuran ideal untuk dijual.
Kenapa harus dipanen ketika buah masih mentah? Karena dengan begitu kita bisa menghilangkan getahnya dan mencuci kulitnya terlebih dahulu sebelum sawo tersebut matang.
Kulit buah sawo yang belum dipanen biasanya berpermukaan kasar. Saat pencucian, kulit kasar ini bisa digosok dengan sabut kelapa agar bersih dan halus dan buah sawo siap dipasarkan.
Buah sawo yang masih dalam keadaan mentah ketika dipanen akan matang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 7-9 hari lamanya dalam penyimpanan. Simpan buah sawo di tempat teduh dan lembab seperti misalnya di lantai.
Jangan menyimpan buah sawo dalam bungkusan plastik atau dalam tumpukan yang terlalu banyak agar buah ini bisa matang serentak atau tidak membusuk.
budidayakita.com
Selanjutnya : Merawat Pohon Sawo Pasca Panen